Festival Durian Desa Lolong Kabupaten Pekalongan

ANALISIS PENGARUH FESTIVAL DURIAN TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI DESA LOLONG

Buah durian pertama kali ditemukan pada abad ke-18 di Malaysia oleh Murray, namun sebelum abad ke 18 pun durian sudah tersebar di hutan-hutan tropis di daerah Asia Tenggara, penyebaran tanaman durian sendiri meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua.
      Buah durian merupakan buah yang cukup terkenal banyak orang yang tergugah seleranya kalau mendengar nama buah durian. Buah yang berbau harum dan memiliki rasa yang khas ini sangat amat disenangi di kalangan masyarakat.
  Buah yang memiliki nama latin durio zibethinus. Ini banyak sekali mengandung vitamin B,C,E dan Zat Besi. Selain itu, daging buah durian juga mengandung banyak sekali zat gizi dan diataranya : Karbohidrat, lemak, protein, serat, kalsium ( Ca ), Fosfor ( P ), Asam Folat, Magnesium ( Mg ), Potasium atau kalsium ( K ).
   Ada jenis lain yang buahnya lebih kecil disebut chanee ( Kani ). Durian gajah yang berasal dari bangkok ini sering disebut dengan nama durian montong ( otong ) ini telah di lepas oleh menteri pertanian RI untuk di budidayakan di indonesia.
   Selain itu juga buah durian yang sudah matang ini dapat di konsumsi sendiri atau dapat juga di olah menjadi dodol, ice cream, campuran es, bahan minuman dan lauk pauk yang disebut tempoyak.
   Granida 2007 mengatakan buah durian merupakan salah satu buah yang sangat digemari oleh banyak orang. Selain karena rasanya yang sangat lezat dan aromanya yang harum, ternyata buah durian merupakan makanan sehat karena memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
    Durian adalah salah satu komonditas pangan di Desa Lolong. Setiap satu tahun sekali di Desa Lolong diadakan festival durian sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas panen hasil bumi selama satu tahun. Acara ini diselenggarakan oleh masyarakat Lolong dan didukung oleh pemerintah kabupaten Pekalongan. Dengan diadakan acara ini secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat. Sejak tahun 2009-sekarang, yang awalnya hanya swadaya masyarakat saja hingga mendapat dukungan dari pemerintah. Festival durian ini selalu mendapat respon positif dari para pengunjung baik dari kota Pekalongan maupun luar kota.
     Durian merupakan salah satu tanaman buah eksotik tropikal Indonesia yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena kelezatan rasa dan ke khasan aroma yang dimilikinya. Selain sebagai penghasil buah dengan kandungan nutrisi yang spesifik, durian dimanfaatkan secara luas dalam industri pengolahan makanan maupun obat-obatan.
   Nama Desa Lolong merupakan sebuah inspirasi lirik lagu artis Eniet G Ade yang berjudul Lolong Jembatan Batu, menjadikan desa Lolong terkenal dengan produksi buah durian berkualitas tinggi. Durian lolong, namanya sudah terkenal di kalangan penikmat durian sebagai salah satu durian yang memiliki cita rasa heran, durian dijadikan landmark wilayah berupa tugu durian di perempatan Kecamatan Karanganyar. Sepanjang jalur menuju gang desa dihiasi pula dengan patung durian. Hal ini sebagai wujud kebanggaan warga akan potensi desanya.
Tujuan awal diadakan Festival Durian yaitu sebagai bentuk rasa syukur masyarakat atas panen hasil bumu selama satu tahun. Dan untuk memikat wisatawan dalam maupun luar Kota Pekalongan sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Lolong.
Festival, dari "Bahasa Indonesia". Festival biasanya berarti "pesta besar" atau sebuah acara meriah yang diadakan dalam rangka memperingati sesuatu. Atau juga bisa diartikan dengan hari atau pekan gembira dalam rangka peringatan peristiwa penting atau bersejarah, atau pesta rakyat. Sering pula disalah artikan dengan kata "Sayembara" sayembara atau perlombaan (kompetisi).
   Festival Durian Lolong diselenggarakan setiap tahun sekali pada saat musim durian, dalam agenda tahunan yang dilaksanakan panitia. Dimulai pada tahun 2009 yang diketuai oleh Bapak Muzaidin, pada saat itu semua dana berasal dari swadaya masyarakat Desa Lolong yang mayoritas para pemuda-pemuda desa. Seiring berjalannya waktu, festival mulai dikenal oleh masyarakat baik dari dalam maupun luar Kota Pekalongan. Sehingga pada tahun 2010, pemerintah Kabupaten Pekalongan mulai memberikan subsidi untuk acara ini seniali Rp. 25.000.000,00,-. Namun nilai ini tidak sebanding dengan jumlah yang dikeluarkan oleh masyarakat desa Lolong. Dan mengenai tempat, awalnya acara ini dilaksanakan di kebun durian milik beberapa warga yang memiliki kebun cukup luas. Kemudian pada tahun 2010-sekarang untuk tempat sudah dialihkan ke Lapangan Lolong yang dinamakan Lolong Adventure. Untuk tiket masuk berbeda dengan dahulu dikarenakan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu banyak pengunjung yang tidak menaati peraturan festival durian seperti memakan duria tidak sesuai dengan porsinya dan ada juga yang mengambil secara diam-diam, sehingga harga tiket dinaikan yang awal mulanya Rp. 10.000,00,- sampai Rp. 50.000,00,- sekarang menjadi sistem paket Rp. 100.000,00,- dan sudah dipilihkan jenis duriannya.
    Di des Lolong, kecamatan Karanganyar kabupaten Pekalongan, Festival Durian merupakan ajang untuk mempromosikan wisata Desa Lolong kepada masyarakat umum. Selain sebagai sarana untuk memudahkan petani durian dalam memasarkan hasil pertaniannya, terutama saat musim durian melimpah. Festival Durian yang diadakan satu tahun sekali itu, sukses menarik belasan ribu pengunjung dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Lolong. Dengan cara, masyarakat desa menjual duriannya di sekitaran jalan menuju tempat Festival Durian atau didepan rumah masing-masing untuk dibawa pulang. Sehingga masyarakat memiliki penghasilan tambahan dari hasil penjualan durian tersebut.
    Selain Festival Durian memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian masyarakat Desa Lolong, ditambah dengan kontribusi PLN secara aktif dan nyata memberikan sarana penunjang bagi tumbuh kembangnya wisata di Kabupaten Pekalongan khususnya di Desa Lolong. Dengan berkembangnya objek wisata di Desa Lolong akan memberikan dampak yang positif teterhadap pengembangan pariwisata di Kabupaten Pekalongan dan akan memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat sekitar Desa Lolong.
     Kesuksesan Festival Durian Lolong tentunya tidak lepas dari peran pemerintah di dalamnya. Walaupun awal mula festival tersebut digagas berdasarkan dana dari swadaya masyarakat sekitar, namun melihat respon dari masyarakat yang begitu baik akhirnya pemerintah ikut andil dalam acara tesebut. Melalui kerja sama meliputi Pemerintah Daerah (Dinas Pariwisata, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan, Bappeda) Kecamatan Karanganyar, Pemdes Lolong, unsur pemuda, Fedep, dan petani durian, festival durian ini diselenggarakan sebagai agenda tahunan. Pada tahun 2010 Pemerintah Kabupaten Pekalongan memberikan anggaran untuk acara ini senilai Rp 25.000.000,00 yang dianggap tidak sebanding dengan dana yang sudah dikeluarkan oleh masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu pemerintah menambah jumlah dana yang dianggarkan untuk acara ini. Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Pekalongan menganggarkan dana sebesar Rp 50.000.000,00 dimana anggaran tersebut berasal dari APBD.
      Untuk tempat festival durian lolong yaitu di wisata Lolong Adventure, tempat tersebut telah mendapat support dari PLN sejak tahun 2016, berupa CSR dalam pola sustainable. Dengan mendapat dukungan dari pemerintah khususnya bupati dan PLN tersebut festival durian Lolong setiap tahun semakin berkembang begitu juga dengan daerah wisatanya, saat ini tempat tersebut semakin di kenali orang banyak sebagai desa pengasil durian dan wisata alamnya.
Dengan adanya Festival Durian di Desa Lolong memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat di Desa Lolong. Hal ini dibuktikan dengan adanya lolong adventure dan banyak pengunjung yang datang dari berbagai daerah Pekalongan dan sekitarnya. Sehingga para warga memiliki pendapatan tambahan yang cukup besar dengan adanya festival durian. Selain itu, di Desa Lolong menjadi icon wisata karena sudah terkenal. Disamping dampak positif adapula dampak negatifnya yaitu akses jalan yang terhambat dikarenakan satu jalur saja dan sampah yang menumpuk.
Dampak negatif yang muncul akibat dari adanya Festival Durian tentu menimbulkan keresahan bagi masyarakat terutama di Desa Lolong. Untuk itu diharapkan dampak tersebut dapat segera teratasi yaitu dengan memindahkan pusat acara Festival Durian ke tempat yang lebih strategis atau tidak hanya memusatkan kegiatan festival pada satu tempat saja. Artinya para partisipan dari festival tersebut dapat membuka lapaknya menyebar di sekitar wilayah Desa Lolong. Selain agar akses jalan lebih terbuka, alternatif ini juga lebih dapat meratakan perekonomian masyarakat Desa Lolong. Kemudian masalah sampah sebenarnya muncul karena minimnya kesadaran  masyarakat akan kebersihan, sehingga diharapkan baik bagi para pengunjung maupun partisipan dapat benar benar menjaga kebersihan selama festival durian tersebut berlangsung agar sampah tidak berserakan. Selanjutnya sampah-sampah dari festival tersebut dipilah sesuai jenisnya dan dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat.






Daftar pustaka

https://republika.co.id/berita/mzftre/tarik-wisatawan-pekalongan-kembali-gelar-festival-durian-lolong
https://www.tribunnews.com/tribunners/2013/01/30/ini-sungguh-unik-festival-durian-lolong-di-pekalongan
http://pekalongan kab.go.id/v2/berita-lokal/10570-ribuan-pengunjung-padati-festival-durian-lolong#
https://www.google.com/amp/s/www.radioidola.com/2019/pln-siap-kembangkan-obyek-wisata-lolong-jadi-wisata-binaan-lewat-festival-durian/amp/
https://id.wikipedia.org/wiki/Festival
https://travel.kompas.com/read/2019/08/25/141000827/festival-durian-bumi-khatulistiwa-upaya-tingkatkan-gairah-petani-kalbar

Comments

Popular posts from this blog

Cara meng-export dan import data MYOB

Laporan Keuangan Dalam Akuntansi

Pertanyaan Yang Sering Muncul Saat Interview Kerja